Sunday, February 22, 2015

Kelas Inspirasi: antara Kami dan Mimpi-Mimpi

picture by Attay

Tiada mimpi yang tak beranak tangga, maka bermimpilah tinggi-tinggi.

Pernah saya dengar, salah-satu cara untuk berbahagia adalah menjadi volunteer, karena volunteering adalah salah-satu bentuk kesyukuran. Sedang kesyukuran adalah penyembuh dan pembangkit terbaik. Kala itu, saya yang tengah jenuh dan bosan mendapat informasi dari teman tentang Kelas Inspirasi. Awalnya, sih, ragu. Saya tidak ingin menyesatkan anak-anak polos itu menjadi penulis dengan pendapatan dari royalti yang pasang-surut. Namun, akhirnya, di saat-saat terakhir mendaftar juga. It’s all about passion of life, not how you get a living.

Apa, sih, Kelas Inspirasi itu? Sempat heran sendiri mengapa banyak yang mengajukan pertanyaan ini. Well, here we go. Kelas Inspirasi merupakan program pengembangan dari Indonesia Mengajar. Bedanya, Indonesia Mengajar diprogram untuk satu tahun ditempatkan di daerah terpencil untuk mengajar, benar-benar mengajar mata pelajaran. Sedangkan Kelas Inspirasi adalah program mengajar satu hari ke Sekolah Dasar untuk menerangkan profesi kita, sehingga siswa-siswa SD terbuka wawasannya mengenai profesi yang ada di dunia dan bisa lebih dini mempersiapkan diri.

Pertemuan Pertama: Briefing
Picture by Endang
Kelas Inspirasi yang saya ikuti adalah Kelas Inspirasi Bandung angkatan ke-3. Jumlah peserta yang lolos seleksi (ya, kami diseleksi) sebagai relawan ada sekitar 500 orang. Pertemuan pertama kami diadakan di Gedung Sate. Saat itu, kami dikelompokkan menjadi kelompok-kelompok kecil. Saya masuk ke kelompok 35. Di kelompok 35 ini ada 17 relawan, 4 dokumentator, dan satu pembimbing. Pada akhir Kelas Inspirasi, saya mensyukuri masuknya saya ke kelompok yang agak sengklek ini.

Sebelum terjun ke lapangan di hari H, kami tentu harus mengikuti survey dan membahas jadwal. Jadi kami sempat berkumpul beberapa kali. Dari kumpul-kumpul itulah kami semua menjadi dekat.

picture by Endang
Persiapan Masuk Kelas
Seperti biasa, ditahan-tahan pun, waktu selalu dapat berlalu, effortlessly. Dan hari H datang juga. Hari H adalah hari yang menegangkan. Saya sempat beberapa kali mengajar, tetapi mengajar di kelas dengan materi yang ditentukan tentu saja berbeda dengan menerangkan profesi kita, apalagi profesi abstrak yang tidak mudah dimengerti anak-anak yang memang belum mampu berpikir abstrak. Tapi, akhirnya, semua terselesaikan dengan baik. Dan, yang pasti, anak-anaknya senang dan (mudah-mudahan) terinspirasi.

Saat masuk, saya sadari, betapa tepatnya program ini. Sebelumnya, kebanyakan anak-anak ini ingin menjadi dokter, guru, polisi, tentara, dan profesi yang memang sering mereka lihat dan dengar, walau beberapa sudah ada yang menjawab ingin menjadi pengusaha hotel! Going extra miles banget, ya. Hehe... Namun, di akhir kelas, ada juga yang ingin jadi penulis seperti saya.

O ya, tiap volunteer memiliki gaya, profesi, dan karakter yang unik. Ini saya beri ulasan volunteer lain biar lebih kenal.

1.  Attay
picture by Rima
     Kang Attay ini produser salah satu TV Nasional yang sering ditonton mahasiswa yang senang politik untuk mendapat isu-isu baru. Orangnya, nggak tahu ya, susah ngejelasinnya. Diem, tapi suka nyeletuk, sayang anak, dan eksis!

      2.      Abid

picture by Fei
    Volunteer yang ini berprofesi sebagai Network Engineer. Orangnya kalem, (sepertinya) sholeh, dan sayang orangtua. Sayangnya, karena terlalu kalem dan penyayang sama anak-anak, dia sempat dikerjai jadi satpam oleh anak-anak.

3.      Adee
picture by Rima


Penampilan volunteer yang satu ini kadang menipu. Percayalah, walau beliau selalu pake topi seperti yang sering dipakai sutradara, ia bukanlah sutradara. Ia adalah seorang funding relation. Orangnya santai, misterius, sholat nggak pernah kelewat dan tepat waktu!

4.      Desta
picture by Fei

(Nama sebenarnya adalah ...). (Dan saya baru ngeh ada orang seperti ini di bumi). Baiklah, (Kang) Desta yang rambutnya sering berubah warna ini announcer sekaligus sutradara. Orangnya gak-gak, humoris, dan cerdas. Kecerdasannya kadang membodohi kami. Hebatnya, keluar dari kelas, banyak anak yang ingin jadi seperti Kak Desta.


5.      Eka
picture by Rima


Jika melihat perlengkapannya saat masuk kelas, mungkin kita akan mengira ia seorang petugas PLN. Anda tidak salah, mbak Eka memang bekerja di PLN, tapi bagian pengembangan kompetensi! Orangnya aktif, perfeksonis, talkative, dan suka bayarin angkot kalo jalan bareng (makasih mbak eka :D).

6.      Endah
picture by Rima


Kak Endah ini asisten manager quality control. Orangnya baik, cantik, lembut, keibuan, modis, dan Hi-Tech. Pokoknya, saya senang kalau ngedengerin Kak Endah bicara sama anak-anak. Saya juga seneng liat gesture-nya.

7.      Icha
picture by Rima


Saya bingung untuk menjelaskan perempuan ini. Ia pendiam, tapi supel. Senengnya karoke. Dia juga sholehan. Dan tangguh. Juga menyenangkan. Anggun juga. Pokoknya bingung ngejelasinnya. Icha yang berprofesi sebagai admin ini memiliki sifat-sifat yang bertentangan tapi saling melengkapi dan membentuk kesatuan yang cantik.

8.      Inong
picture by Endang
     Bukan nama sebenarnya. Dimana ada Inong, di sana ada Aki Bereum (mobilnya). Sering banget saya tebengin. Profesinya adalah artwork interior design (udah bener nulisnya kan Nong? hehe). Orangnya boyish, kadang kekanakan, mandiri, pinter, dan senang menolong.


9.      Lukman
picture by Rima


Melihat dirinya, Anda tidak akan merasa heran jika saya bilang dia adalah juragan burger. Memang dia CEO dan owner dari sebuah brand burger. Sialnya, saat masuk kelas membawa koran, dia disangka tukang koran oleh anak-anak. Yah, walaupun begitu, kalau sudah mendengarnya bicara, Lukman ini berwibawa dan luas pengetahuannya. Kalo nggak gitu, mana bisa jadi CEO sekaligus owner ya, Lukman?


10.  Rubby
picture by Rima

Rubby ini profesinya sebagai fasilitator sebuah program di Bandung. Jangan tanya, karena saya juga tidak mengerti pekerjaannya. Hehe. Tapi Rubby ini orangnya ramah dan santun.

11.  Rudi
picture by Rima

     Pertama kali bertemu Kang Rudi, semua orang pasti sepakat dengan kata ini –dingin. Iya juga sih. Tapi kadang celetukkannya lebih gak-gak dari Desta. Kang Rudi  berprofesi sebagai supervisor penjualan. Dia orangnya kalem, bertanggung-jawab (harus, karena dia ketua kelompok kami), well-groom, dan persuasif.

12.  Syafrieda
picture by Fei
     Ibu Hamil yang cantik ini seorang Guru Biola. Orangnya ramah, ceria, dan asik banget. Nggak akan mungkin nggak ketawa deh kalo ketemu Teh Ida. Eh, tapi kalo udah mengeluarkan biolanya, Teh Ida ini bisa bikin satu kelas nangis saat denger lagu Bunda saking harunya (ketahuan, kami semua anak penuh dosa pada orangtua).

13.  Syarifah
picture by Rima
     Teteh ini pimpinan dari sebuah lembaga bimbingan belajar private di Bandung. Orangnya super sibuk, mandiri, dan sangat bersungguh-sungguh dengan usahanya.

14.  Endang
picture by Rima


Dokumentator. Hampir nggak ada fotonya (nasib dokumentator ya Ka Endang K). Dari instagramnya, saya lihat ia senang keliling Indonesia. Ka Endang ini terbuka untuk sharing dan suka becanda juga. Satu lagi, senang menolong walaupun nggak diminta, makasihhh...

15.  Ozi
picture by Rima

Salah-satu orang yang hampir nggak ada fotonya. Ya, dia dokumentator juga. Selain dokumentator, Ozi ini seorang travel guide.

16.  Rima
picture by Fei


Lembut. Sumringah. Tidak sulit untuk disayangi.

Pokoknya, ini orang yang akan paling saya kangenin. Kalau Allah mau ngasih saya adik perempuan, Rima bolehlah jadi adik saya. Mau kan, Rim? Hehehe... 
P.S. dia fotografer sekaligus mahasiswa yang foto-fotonya udah sering menang event, loh.

17.  Fei
picture by Rima


Beliau adalah pendamping kami. Dan sungguh, sampai akhir event pun saya tidak tahu nama aslinya!

Kang Fei ini seorang pemilik resto di daerah Jatinangor dan sangat bertanggung-jawab terhadap kelompok kami.

Tulisan ini panjang, ya. Pasti lelah bacanya.
Pokoknya, dengan ikut Kelas Inspirasi, selain bisa membuka wawasan anak-anak, kita pun dapat menambah pertemanan dan wawasan baru. Dunia ini tidak sempit, tetapi jejaring kita yang meluas. Tapi tetap, satu yang pasti, tujuan kami tetap satu, membuka wawasan anak-anak terhadap profesi yang ada di dunia ini, sehingga mereka memiliki peluang untuk menjadi orang dewasa yang melakukan hal yang mereka sukai dan berkontribusi bagi sesama.

Kami di Gedung KAA
picture by Endang

Pada akhirnya, benarlah entah kata siapa itu, volunteering itu seperti maaf. Volunteering sesungguhnya bukan hadiah yang kita beri pada orang lain, tetapi hadiah yang kita beri pada diri sendiri.

Kelas Inspirasi K35 Masuk Halaman Pertama Pikiran Rakyat
picture by Reni

Salam dari kami, Kelompok 35. Sampai jumpa di Kelas Inspirasi 4. Sekian.

2 comments:

Ca Ya said...

Hahaha ak anggun put???ga salah???brati ak blm apa adanya neh *gagal* wkwkwk...
Sneng bcanya,gaya bhasanya ringan dan gak belibet,khas nopelis bgt hehe...
Ak jg bru mw akan bercerita d blog :D

Wulandari Putri said...

Anggun ko, Cha. Hehe...
Makasih, aku juga udah jalan-jalan ke blogmu. Tulisanmu asik :)