Sunday, April 28, 2013

Review Harmoni


oleh Cahyaningrum



Harmoni merupakan salah satu novel Gagasduet. Novel ini terdiri dari dua novela; Coelho and Us oleh Ollie dan Sang Angkuli oleh Wulan Dewatra.

Pada cover depan novel ini terdapat sebuah ungkapan "kadang cinta yg tak terucap akan lebih jelas terdengar" yang sepertinya diambil dari kisah Ryan & Lili dalam Coelho and Us. Hanya saja saat membaca endingnya, saya tidak menemukan conclusion dari kisah mereka. Yang saya dapat hanya tahu bahwa mereka sama-sama cinta walau mereka tidak saling mengucapkan, tapi rasanya seperti masih ada yang kurang. Entahlah, ada ending cerita yg memang dibuat menggantung. Mungkin ending cerita oleh Ollie adalah salah satu tipe cerita yg seperti itu ;) 

Honestly, saya lebih menyukai bagian cerita Wulan Dewatra, Sang Angkuli. Sangat khas, gaya bahasanya mengingatkan saya dengan novel sebelumnya, Hujan dan Teduh. Mungkin karena saya tipe pembaca yg melankoli. Cerita ini, tadinya, serasa teka teki, ini mungkin karena saya yg tadinya belum "ngeh" dengan teka-tekinya. Hahaha silly me ;)

Bukannya tak menyukai dan bukannya tak bagus, saya juga suka bagian cerita oleh Ollie, bagus juga. Tapi untuk saya pribadi, saya lebih suka bagian cerita Sang Angkuli, lebih punya greget :D 

Well, itu kembali ke selera masing-masing pembaca juga ya ;)

Resensi Hujan dan Teduh


oleh Tri Ayu Mustikawaty

Mau bahas satu novel kali ini. Aku pertama tertarik dengan novel ini sebenarnya bukan dari perburuan novel seperti yang biasa aku lakukan. Agak unik sih sebenarnya. Dari seorang penyanyi bernama Alyssa Saufika Umari, atau sekarang lebih dikenal dengan nama ‘Ify Blink’ ._. Apa hubunganya penyanyi dengan novel?

Yah sekitar setengah tahun yang lalu, Ify bikin lagu sebagai proyek drama sekolahnya berjudul “Hujan & Teduh” yang terinspirasi dari sebuah novel. Aku sebagai salah satu ‘followers’ Ify agak sedikit penasaran juga, kok Ify dan teman-temannya akhirnya bisa memutuskan novel ini yang digunakan sebagai project drama kelasnya. Terus lagu yang Ify ciptakan pun begitu bagus dan punya lirik yang begitu dalam. Kebetulan aku udah sempet colong denger lagunya pas Papanya Ify ke Banjarmasin. Kebetulan kita emang kenal dan akhirnya sempet ketemu, terus numpang nyolong denger deh hehehe….

Alhasil, bermodal rasa penasaran, cobalah searching-searching sama om gugel tentang novel ini, dan ketemulah fakta bahwa novel Hujan & Teduh yang ditulis oleh Wulan Dewatra ini adalah pemenang pertama lomba menulis fiksi “100% Roman Asli Indonesia” dari Gagas Media. Dalam hati langsung nyeletuk “oh pantes. Kalau pemenang, pasti ada hal yang menarik nih”. Kemudian makin penasaran lah saya dan memulai baca novelnya. Ternyata cerita yang disajikan benar-benar ‘berani beda’. Mungkin ini salah satu point lebih yang membuat novel ini terlihat menarik.

 

Cover cantik dari Novel Hujan & Teduh

Judul: Hujan dan Teduh
Penulis : Wulan Dewatra
Penerbit : Gagas Media
Tahun Terbit : 2011

Novel Hujan & Teduh menceritakan kisah percintaan Bintang, tokoh utama cewek dalam novel ini, yang tak biasa. Kata 'berani beda' yang aku sebut di atas bener-bener gak mengada-ada. Novel ini menceritakan 2 kisah cinta Bintang, di masa SMA dan masa kuliah. Cerita pertama adalah cerita saat SMA Bintang terlibat percintaan terlarang dengan seorang gadis bernama Kaila. Kisah kedua adalah cerita cinta Bintang di masa kuliahnya yang juga tak kalah tragis. Saat kuliah Bintang bertemu dengan Noval, sosok pria yang awalnya bisa membuat Bintang menemukan cintanya yang ‘wajar’ tapi ternyata akhirnya membawanya kepada cinta yang terlarang dalam versi lain. Sikap ala ‘Lucifer’ yang sering kali muncul dalam novel ini menimbulkan kesan angker.

Aku dan kamu seperti hujan dan teduh, ditakdirkan bertemu, tetapi tidak bersama dalam perjalanan. Mungkin, jalan kita tidak bersimpangan.... Seperti itulah cinta kita.

Mungkin begitulah kiasan yang cocok untuk dua kisah cinta Bintang. Cintanya yang tak pernah abadi. Ditakdirkan tuk bersama, tapi tak akan pernah selamanya….

Overall, dua cerita inti di atas dituturkan berdampingan dengan alur yang maju mundur. Mungkin kalau kita baru pertama baca novelnya agak bingung dengan cara unik penyajiannya ini. Tapi kalau kita baca terus dan bener-bener memperhatikan, maka dari dua cerita ini saling berkaitan satu cerita dengan yang lainnya, menjalin sebuah benang merah dan membentuk sebuah hubungan sebab akibat yang tersulam dengan begitu rapi.

Meskipun cerita ini agak ‘vulgar’, tapi yang bisa kita rasakan, penulis menuturkannya dengan begitu halus. Novel ini menyampaikan hal yang ‘tabu’ tapi dengan sangat halus dan sopan. Salah satu contohnya saja ketika Noval pertama kali berhasil merengut keperawanan Bintang, kejadian itu disampaikan secara implisit, begitu halus tanpa memunculkan kata-kata yang bernotasi ‘vulgar’.

Sang penyusup telah menemukan celah. Mahkota sang putri berhasil dicuri. Dan para setan pun bernyanyi, “Kerja kamu tuntas sudah. Dua manusia bodoh terperangkap dalam jerat kami yang ‘indah’.”

Itu salah satu contoh betapa 'indahnya' penulis menyampaikan hal yang sebenarnya cukup tabu ._. Dan masih ada lagi adegan lainnya yang berkonotasi negatif, tapi disampaikan dengan begitu halus tapi tetap tersampaikan secara jelas. Cara menulis yang begitu menarik dalam menyampaikan cerita.

Tapi sebenarnya ada satu yang gak aku suka dari novel ini. Endingnya gantung! Ceritanya gantung! Dan saya benci cerita gantung ._. ahahaha… Setiap adegan-adegan di tiap bab novel ini juga cukup banyak yang dibuat mengambang di ujungnya dan membuat kita terpaksa harus narik kesimpulan sendiri atas apa yang ada di pikiran si penulis. Sedikit nyebelin, tapi sukses bikin penasaran kita untuk segera melahap lembar-lembar berikutnya untuk menemukan pencerahan.

Cerita ‘gak biasa’ tapi sudah ‘biasa’ terjadi pada anak muda jaman sekarang. Itulah novel Hujan dan Teduh. Aku pikir, cerita ini ditulis jujur apa adanya, tapi bukan untuk mengajarkan anak muda sekarang untuk bertindak ‘menyimpang’ layaknya tokoh dalam novel ini. Satu hal positif yang mungkin coba disampaikan penulis di sini bahwa setiap tindakan kita itu ada akibatnya dan kita harus berani dan bertanggung jawab atas apa yang sudah kita lakukan. Sosok Bintang mengajarkan bahwa kita tak boleh menyerah akan tantangan hidup. Mungkin dalam perjalanan hidup kita pernah terjatuh, pernah tersesat, tapi akan selalu ada jalan bagi mereka yang mau berusaha bangkit dan mencari jalan yang benar.

Tertarik membaca novel Hujan dan Teduh?

Original post :
http://misst3ri.blogspot.com/2013/04/buku-minggu-ini-hujan-dan-teduh.html 

Tuesday, April 16, 2013

Plotting sebagai Langkah Pertama dalam Menulis

Selamat datang di sesi sharing. Di sini kita bisa berbagi tips dan pengalaman menulis. Ini adalah tips pertama yang saya tulis dalam blog ini. Semoga bermanfaat.

Teknik plotting bukan merupakan hal baru dalam dunia kepenulisan. Plotting merupakan teknik menuliskan alur dari apa yang akan kita tulis. Kegunaan plot dalam menulis, terutama novel, sangat berguna sebagai pegangan agar cerita terus berlanjut. Pernahkah kita menulis dan terhenti di tengah-tengah karena kehilangan passion atau ide? Nah, itulah fungsi plot. Menjaga agar kita tidak berhenti di tengah-tengah atau lupa apa yang akan kita tulis.

Plot sebuah cerita bisa berbentuk pointer atau bentuk lain yang lebih nyaman, per scene misalnya. Saya sendiri lebih nyaman menggunakan pointer agar lebih mudah dibawa atau diselipkan di buku catatan.
Bagaimana cara membuat plot?

Bapak Chaedar Alwasillah pernah berkata,
Ide itu memiliki sayap. Maka tangkap ia sebelum terbang.

Kata-kata ini berlaku dalam penulisan plot. Begitu memiliki ide, maka catatlah! Kembangkan ide menjadi garis besar cerita yang meliputi bagian awal-tengah-akhir. Saya ambil contoh cerita Cinderella.

Ide Utama
Gadis cantik teraniaya yang akhirnya menikah dengan pangeran dan hidup bahagia selamanya.

Garis Besar
Awal
Ayah Cinderella menikah dengan ibu tiri yang jahat
Tengah
Cinderella mengikuti pesta dansa
Akhir
Cinderella menikah dengan pangeran

Apakah menulis garis besar saja cukup? Tentu tidak. Kita memerlukan bagian-bagian untuk mengisi kekosongan antara awal-tengah-akhir. Pada bagian ini, kita bisa menambahkan hal-hal yang lebih rinci, seperti pameo, latar tempat, dan kejadian. Bagian-bagian ini bisa kita selipkan kapan saja kita memiliki ide pada bagian yang cocok.

Contoh Plot Lengkap
  Judul : Cinderella
        Ibu Cinderella meninggal, di rumah
        Ayah menikah lagi
        Di rumah bersama ibu tiri jahat, ayah bekerja
        Ayah meninggal, di pemakaman
        Harta dikuasai ibu dan adik tiri
        Di pasar pengumuman pesta dansa
        Dilarang ikut pesta, ibu dan saudara tiri pergi
        Ibu peri menolong
        Pergi ke pesta dansa, perjalanan
        Berdansa dengan pangeran di istana
        Jam 12 malam, berlari pulang, sepatu tertinggal
        Pencarian pemilik sepatu di desa
        Cinderella disembunyikan ibu dan saudara tiri
        Pangeran menemukan Cinderella
        Cinderella menikah dengan pangeran di istana
        Epilog

List di atas merepresentasikan bagian-bagian berbeda yang terhubung menjadi sebuah cerita utuh. Dengan adanya plot, kita bebas terlebih dahulu mengerjakan bagian mana yang kita suka. Misalnya sedang bersedih, maka sah-sah saja jika kita ingin menulis bagian no. 7 terlebih dahulu. Setelah semua bagian ditulis, tinggal digabungkan dan diperhalus.

Itu teknik penulisan plot yang biasa saya lakukan. Beberapa istilah merupakan karangan saya sendiri. Penulis lain mungkin memiliki teknik yang berbeda. Bagaimana denganmu? Ayo mulai menulis ^^

Monday, April 15, 2013

Teater Hujan dan Teduh

Teater Hujan dan Teduh

 
Wulan dan Gina Sonia
Saya selalu bermimpi, suatu hari novel saya diangkat menjadi sebuah film. Pada hari Jumat, 12 April 2013, separuh dari mimpi itu terwujud. SMA Al-Izhar Pondok Labu mengangkat Hujan dan Teduh menjadi sebuah teater. Yang lebih istimewa, teater tersebut juga melibatkan Ify Alyssa, salah satu anggota Girl Band Blinks.
Ini undangan yang unik yang saya terima untuk menghadiri Teater Kecil Hujan dan Teduh. 

Teater Hujan dan Teduh yang dipertunjukan merupakan teater adaptasi, maka terdapat beberapa perbedaan dari teater yang dipersembahkan. Tidak apa-apa, yang penting moral value-nya sampai. Dalam teater ini, Ify Alyssa berperan sebagai Kaila sekaligus penata musik. 
 
Ify Alyssa, sebagai Kaila, di sebelah kiri
Hal yang paling saya senangi dari teater ini adalah kreatifitas siswa Al-Izhar dalam mengadaptasi cerita ke tahun 1983 dengan sangat detil. Detilnya sampai ke hal-hal terkecil seperti lagu, dekorasi, kostum, dan percakapan. Hal lain yang saya apresiasi adalah soundtrack yang mengiringi teater. Sountract teater merupakan lagu original yang diciptakan oleh Ify Alyssa. Rencananya, lagu tersebut akan dimasukan ke dalam album Blink berikutnya. Waaaah, Hujan dan Teduh dibentuk menjadi sebuah lagu ^^
Menonton teater ini membuat saya terharu. Terima kasih untuk SMA Al-Izhar, Ify Alyssa, Papa Ify, dan Tante Gina Sonia atas persembahannya. Sukses selalu. Satu lagi, semoga suatu hari Hujan dan Teduh benar-benar diangkat menjadi sebuah film. aamiin :)

Pemeran Hujan dan Teduh setelah pentas.
***

Review Menunggu

28 March 2013

Menunggu

A Review

 Dia punya janji, mencintaimu saat ini. Aku punya hati, mencintaimu sampai mati. 

Tahun lalu, saya membaca sebuah novel berjudul Menunggu karya Robin Wijaya dan Dahlian. Novel tersebut saya dapatkan langsung dari Ka Robin plus tanda tangannya ^^ Setelah setahun berlalu, saya baru ingat bahwa saya menjanjikan resensi untuk novel ini. Baiklah, Ka Robin, ini resensinya.
Judul               : Menunggu
Penulis             : Dahlian dan Robin Wijaya
Penerbit           : Gagasmedia
Tebal               : 302 halaman
Tahun Terbit    : 2012
Novel menunggu merupakan salah satu produk Gagasduet dari Gagasmedia. Novel ini terdiri dari dua cerita, yaitu Last Chance karya Dahlian dan Reason karya Robin Wijaya.
Last Chance
Risa dan Aby merupakan tokoh utama dalam novel ini. Aby yang lebih tua beberapa tahun dari Risa merupakan sahabat dari kakak laki-laki Risa, Dhani. Risa sudah menyukai Aby sejak pertama kali bertemu, sedangkan Aby mulai menyukai Risa sejak Risa masuk SMA. Mereka saling menyukai. Sayangnya, bagi Aby, Risa adalah perempuan terlarang yang tidak boleh dipacari. Tidak tahan dengan sikap Aby yang berubah, Risa memutuskan pindah ke Australia setelah lulus SMA. Pada suatu hari, Risa mendapat kabar bahwa Dhani akan menikah, maka ia kembali ke Indonesia. Di sinilah semuanya berawal, Risa bertemu kembali dengan Aby. Cintanya kembali tumbuh, dan ia pun berusaha keras untuk mendapatkan Aby.
Dahlian menyampaikan cerita ini dengan bahasa yang ringan, ceritanya pun mudah dimengerti. Cerita dan bahasa yang digunakan cocok untuk dibaca remaja. Untuk saya sendiri, alur ceritanya terlalu cheesy dan monoton. Well, it’s just about personal taste :)
Reason
Gantar dan Lenka bersahabat sejak kuliah di Yogyakarta. Banyak sekali yang mereka lalui, tapi sayangnya mereka harus berpisah. Saat berpisah, mereka berjanji untuk tetap berhubungan. Namun, setelah beberapa lama, Lenka tidak dapat lagi dihubungi.
Beberapa tahun berlalu, Gantar menjadi reporter untuk sebuah stasiun televisi. Pada suatu hari, Gantar melihat tayangan berita sebuah televisi. Yang mengejutkannya adalah Lenkalah si pembawa berita. Gantar berusaha untuk menemui Lenka. Mereka pun bertemu kembali, rasa di masa lalu muncul kembali. Tetapi, pertemuan mereka tidak tepat. Sudah ada Barata di antara mereka berdua.
Well, saya sudah pernah membaca karya Robin Wijaya sebelum ini, Before Us. Jika dibandingkan, baik dari cerita maupun bahasa yang digunakan, Reason ini jauuuuuuuuuuh lebih oke. Kata-kata yang digunakan puitis tapi ngga gombal. Robin Wijaya mampu menyampaikan bagian-bagian yang sebenarnya biasa menjadi indah. Untuk cowok yang lagi deketin cewek, silakan kutip kata-kata yang disisipkan di setiap awal Chapter. Kalaupun ditolak, ceweknya seenggaknya bakal melting deh. Kutipan yang paling saya suka adalah kutipan yang ini,
Aku memejamkan mata, berusaha menemukanmu di sana. Apakah kamu juga terjaga, dengan mimpi yang sama?
Kalau ditanya kekurangan dari cerita ini, kekurangannya hanya satu, Lenka berpacaran dengan atasannya. Saya tidak terlalu suka cerita seperti itu.
Itu review saya untuk Last Chance dan Reason. Sedangkan untuk Menunggu secara keseluruhan, kedua cerita ini memiliki benang merah yang sama, tokoh-tokohnya berusaha mendapatkan cinta yang mereka inginkan. Perbedaannya adalah yang satu mendapatkannya yang lain tidak (biar tau yang mana yang sad ending dan yang mana yang happy ending silakan baca bukunya ;)). Namun, ada satu yang mengganjal. Berdasarkan genre, Last Chance yang lebih cocok untuk remaja tidak terlalu klop jika digabungkan dengan Reason yang genre-nya lebih untuk dewasa awal. Overall, it’s a nice book to read.
***