oleh Hazana Itriya
Memento. Setelah Cinta Pergi.
Wulan Dewatra
266 Halaman
Gagas Media
Novel - Fiksi
Rp. 44.000-,
*Sinopsis :
Wulan Dewatra
266 Halaman
Gagas Media
Novel - Fiksi
Rp. 44.000-,
*Sinopsis :
Aku kira bisa dengan mudah melupakanmu
Tapi hidup kini terasa berbeda karena
menjalaninya seorang diri saja.
kau pergi dan bahagiaku tak kembali.
Aku yang sekarang, tak kukenali lagi.
Saat bercermin pagi ini,
aku begitu takut pada bayanganku sendiri.
Pada memori yang berat membebani bahuku.
Pada bibirku yang tak akan pernah tersenyum lagi.
saya membeli novel ini karena saya suka tutur bahasa sang
penulis pada novel pertamanya yang berjudul "Hujan dan Teduh".
Novelnya berbeda dengan novel-novel remaja kebanyakan, dan mungkin novel ini
tidak dikategorikan sebagai novel remaja, karena masalah atau konflik yang
terdapat dalam novel ini begitu berat dirasa. Saat pertama saya membaca bagian
Prolog saja, saya sudah merasa seperti memasuki lorong gelap tanpa cahaya. Dua novel kak Wulan Dewatra ini membuat saya berpikir di luar kebiasaan saya
berpikir, memaksa saya menyetujui sisi gelap tokoh-tokoh fiksi di dalam novel
ini. Meski, mungkin saja kak Wulan tidak bermaksud seperti itu. Tapi saya
menyukainya.
Jujur saja, awalnya saya tidak tertarik dengan karya
selanjutnya dari penulis manapun, karna menurut saya karya ke-2, ke-3 ataupun
selanjutnya bisa saja berbeda dengan karakter karya yang pertama dan akhirnya
malah membuat saya kecewa membacanya. Namun, karena sampulnya yang biasa dan
judulnya yang begitu asing di mata, saya meminta bantuan kepada salah satu
penjaga toko buku untuk mencarikan novel yang tidak dapat saya temukan
sendiri.
Memento, apa sebenarnya arti dari kata ini? setelah
selesai membacanya saya baru bertanya-tanya tentang Judul novel ini. Setelah
saya telusuri di mbah gugel, saya sedikit terpaku membacanya. Memento artinya
"barang kenangan yang mengingatkan pada seseorang atau masa lalu".
Satu kata yang cukup panjang definisinya. Namun saat pencarian, saya juga
menemukan arti lain dari kata "memento" namun ada tambahan kata di
belakangnya, yaitu "mori", jadi "memento mori" berarti
"Ingatlah bahwa suatu hari kita akan mati". Cukup buat saya tersentak
dan berpikir, diam.
Seperti Judul dan sinopsisnya, novel ini mengisahkan
tentang seorang wanita yang ditinggal mati kekasihnya menjelang pernikahan
mereka. Rasa kecewa pada diri sendiri melingkupi hatinya setelah ia menyadari
bahwa ia tidak pernah sekalipun begitu peduli pada sang kekasih sebagaimana
sang kekasih memperlakukannya selama ini. Ia kecewa tidak sempat membahagiakan
kekasihnya seperti kekasihnya yang selalu memperhatikannya dengan membuatkannya
makan siang setiap hari. Dan "memento" dalam novel ini adalah sebuah
hp milik kekasihnya juga cincin pernikahan mereka. Hingga kemudian ia harus
pindah ke kota lain dan meneruskan usaha ayah angkatnya karena ada hal yang
mengancam nyawanya, dan di sanalah ia diberikan kesempatan untuk memperbaiki
sikapnya dalam memperlakukan orang yang menyayanginya dengan baik, dengan
sepenuh hati. Meski, hal yang lebih menyakitkan akan menghadang niatnya
kemudian hari, dan masa lalunya kembali mendatanginya penuh benci.
well...karena kemampuan saya yang masih jauh di bawah
standar untuk meresensi sebuah buku, hanya ini yang bisa saya ceritakan kepada
pembaca. Meskipun, masih ada konflik-konflik yang lain dalam novel ini yang
bisa saja membuat pembaca menitikan air mata, seperti saya yang harus menahan
isak saat bagian peristiwa tragis yang harus dialami oleh sang tokoh utama.
Jadi sebaiknya pembaca membacanya sendiri, dan temukan sensasi emosi yang
mengaburkan akal sehat untuk tidak merasa kesal, marah atau apapun itu dalam
novel ini. Selamat membaca :)
*Rating untuk buku ini : 4 dari 5
No comments:
Post a Comment