Friday, November 22, 2013

Peraut Sembilu


Jantung itu masih berdenyut
Tertutup noda membentuk nama
Saat diiris tangan gemetar penuh gores

Semalam ia baru menganyam sembilu
Sembilu-sembilu terpanjang yang pernah diraut
 Kini mereka serupa tikar kaku di ruang tengah

Minyak ‘tlah tiris dari irisan jantung yang mengering
Ketika tangan itu menyeduh rindu yang mengerak di dasar cangkir
“Mari kita bertamasya,” sunggingnya

Matahari tersisa sepotong saat ia sampai di sebuah padang
Dengan mimpi-mimpi berserakan mati di atas rumput hijau

Dikelilingi sekumpulan gagak yang berebut irisan jantung
Ia gelar tikar sembilu dan menyesap rindu

Ia mendengus kecewa

“Haruskah aku keluarkan otakku juga dan mengukusnya?”
Tanyanya pada lelaki yang tengah meraut bambu menjadi sembilu
Sembilu terpanjang yang pernah ada

Sang peraut hanya tersenyum
Kemudian beranjak ‘tuk mencumbu setiap luka

Wulan Dewatra - 19/11/2013

No comments: