Monday, April 15, 2013

Review Menunggu

28 March 2013

Menunggu

A Review

 Dia punya janji, mencintaimu saat ini. Aku punya hati, mencintaimu sampai mati. 

Tahun lalu, saya membaca sebuah novel berjudul Menunggu karya Robin Wijaya dan Dahlian. Novel tersebut saya dapatkan langsung dari Ka Robin plus tanda tangannya ^^ Setelah setahun berlalu, saya baru ingat bahwa saya menjanjikan resensi untuk novel ini. Baiklah, Ka Robin, ini resensinya.
Judul               : Menunggu
Penulis             : Dahlian dan Robin Wijaya
Penerbit           : Gagasmedia
Tebal               : 302 halaman
Tahun Terbit    : 2012
Novel menunggu merupakan salah satu produk Gagasduet dari Gagasmedia. Novel ini terdiri dari dua cerita, yaitu Last Chance karya Dahlian dan Reason karya Robin Wijaya.
Last Chance
Risa dan Aby merupakan tokoh utama dalam novel ini. Aby yang lebih tua beberapa tahun dari Risa merupakan sahabat dari kakak laki-laki Risa, Dhani. Risa sudah menyukai Aby sejak pertama kali bertemu, sedangkan Aby mulai menyukai Risa sejak Risa masuk SMA. Mereka saling menyukai. Sayangnya, bagi Aby, Risa adalah perempuan terlarang yang tidak boleh dipacari. Tidak tahan dengan sikap Aby yang berubah, Risa memutuskan pindah ke Australia setelah lulus SMA. Pada suatu hari, Risa mendapat kabar bahwa Dhani akan menikah, maka ia kembali ke Indonesia. Di sinilah semuanya berawal, Risa bertemu kembali dengan Aby. Cintanya kembali tumbuh, dan ia pun berusaha keras untuk mendapatkan Aby.
Dahlian menyampaikan cerita ini dengan bahasa yang ringan, ceritanya pun mudah dimengerti. Cerita dan bahasa yang digunakan cocok untuk dibaca remaja. Untuk saya sendiri, alur ceritanya terlalu cheesy dan monoton. Well, it’s just about personal taste :)
Reason
Gantar dan Lenka bersahabat sejak kuliah di Yogyakarta. Banyak sekali yang mereka lalui, tapi sayangnya mereka harus berpisah. Saat berpisah, mereka berjanji untuk tetap berhubungan. Namun, setelah beberapa lama, Lenka tidak dapat lagi dihubungi.
Beberapa tahun berlalu, Gantar menjadi reporter untuk sebuah stasiun televisi. Pada suatu hari, Gantar melihat tayangan berita sebuah televisi. Yang mengejutkannya adalah Lenkalah si pembawa berita. Gantar berusaha untuk menemui Lenka. Mereka pun bertemu kembali, rasa di masa lalu muncul kembali. Tetapi, pertemuan mereka tidak tepat. Sudah ada Barata di antara mereka berdua.
Well, saya sudah pernah membaca karya Robin Wijaya sebelum ini, Before Us. Jika dibandingkan, baik dari cerita maupun bahasa yang digunakan, Reason ini jauuuuuuuuuuh lebih oke. Kata-kata yang digunakan puitis tapi ngga gombal. Robin Wijaya mampu menyampaikan bagian-bagian yang sebenarnya biasa menjadi indah. Untuk cowok yang lagi deketin cewek, silakan kutip kata-kata yang disisipkan di setiap awal Chapter. Kalaupun ditolak, ceweknya seenggaknya bakal melting deh. Kutipan yang paling saya suka adalah kutipan yang ini,
Aku memejamkan mata, berusaha menemukanmu di sana. Apakah kamu juga terjaga, dengan mimpi yang sama?
Kalau ditanya kekurangan dari cerita ini, kekurangannya hanya satu, Lenka berpacaran dengan atasannya. Saya tidak terlalu suka cerita seperti itu.
Itu review saya untuk Last Chance dan Reason. Sedangkan untuk Menunggu secara keseluruhan, kedua cerita ini memiliki benang merah yang sama, tokoh-tokohnya berusaha mendapatkan cinta yang mereka inginkan. Perbedaannya adalah yang satu mendapatkannya yang lain tidak (biar tau yang mana yang sad ending dan yang mana yang happy ending silakan baca bukunya ;)). Namun, ada satu yang mengganjal. Berdasarkan genre, Last Chance yang lebih cocok untuk remaja tidak terlalu klop jika digabungkan dengan Reason yang genre-nya lebih untuk dewasa awal. Overall, it’s a nice book to read.
***

No comments: