28 March 2013
Menunggu
A Review
Dia punya janji, mencintaimu saat ini. Aku punya hati, mencintaimu sampai mati.
Tahun lalu, saya membaca sebuah novel berjudul Menunggu karya Robin Wijaya dan Dahlian. Novel tersebut saya dapatkan langsung dari Ka Robin plus tanda tangannya ^^ Setelah setahun berlalu, saya baru ingat bahwa saya menjanjikan resensi untuk novel ini. Baiklah, Ka Robin, ini resensinya.
Judul : Menunggu
Penulis : Dahlian dan Robin Wijaya
Penerbit : Gagasmedia
Tebal : 302 halaman
Tahun Terbit : 2012
Novel menunggu
merupakan salah satu produk Gagasduet dari Gagasmedia. Novel ini terdiri dari
dua cerita, yaitu Last Chance karya Dahlian dan Reason karya Robin Wijaya.
Last
Chance
Risa
dan Aby merupakan tokoh utama dalam novel ini. Aby yang lebih tua beberapa
tahun dari Risa merupakan sahabat dari kakak laki-laki Risa, Dhani. Risa sudah
menyukai Aby sejak pertama kali bertemu, sedangkan Aby mulai menyukai Risa
sejak Risa masuk SMA. Mereka saling menyukai. Sayangnya, bagi Aby, Risa adalah
perempuan terlarang yang tidak boleh dipacari. Tidak tahan dengan sikap Aby
yang berubah, Risa memutuskan pindah ke Australia setelah lulus SMA. Pada suatu
hari, Risa mendapat kabar bahwa Dhani akan menikah, maka ia kembali ke
Indonesia. Di sinilah semuanya berawal, Risa bertemu kembali dengan Aby.
Cintanya kembali tumbuh, dan ia pun berusaha keras untuk mendapatkan Aby.
Dahlian
menyampaikan cerita ini dengan bahasa yang ringan, ceritanya pun mudah
dimengerti. Cerita dan bahasa yang digunakan cocok untuk dibaca remaja. Untuk
saya sendiri, alur ceritanya terlalu cheesy
dan monoton. Well, it’s just about personal taste :)
Reason
Gantar
dan Lenka bersahabat sejak kuliah di Yogyakarta. Banyak sekali yang mereka
lalui, tapi sayangnya mereka harus berpisah. Saat berpisah, mereka berjanji
untuk tetap berhubungan. Namun, setelah beberapa lama, Lenka tidak dapat lagi
dihubungi.
Beberapa
tahun berlalu, Gantar menjadi reporter untuk sebuah stasiun televisi. Pada
suatu hari, Gantar melihat tayangan berita sebuah televisi. Yang mengejutkannya
adalah Lenkalah si pembawa berita. Gantar berusaha untuk menemui Lenka. Mereka
pun bertemu kembali, rasa di masa lalu muncul kembali. Tetapi, pertemuan mereka
tidak tepat. Sudah ada Barata di antara mereka berdua.
Well,
saya sudah pernah membaca karya Robin Wijaya sebelum ini, Before Us. Jika
dibandingkan, baik dari cerita maupun bahasa yang digunakan, Reason ini jauuuuuuuuuuh
lebih oke. Kata-kata yang digunakan puitis tapi ngga gombal. Robin Wijaya mampu
menyampaikan bagian-bagian yang sebenarnya biasa menjadi indah. Untuk cowok
yang lagi deketin cewek, silakan kutip kata-kata yang disisipkan di setiap awal
Chapter. Kalaupun ditolak, ceweknya seenggaknya bakal melting deh. Kutipan yang paling saya suka adalah kutipan yang ini,
Aku memejamkan mata, berusaha
menemukanmu di sana. Apakah kamu juga terjaga, dengan mimpi yang sama?
Kalau
ditanya kekurangan dari cerita ini, kekurangannya hanya satu, Lenka berpacaran
dengan atasannya. Saya tidak terlalu suka cerita seperti itu.
Itu review saya untuk Last Chance dan
Reason. Sedangkan untuk Menunggu secara keseluruhan, kedua cerita ini memiliki
benang merah yang sama, tokoh-tokohnya berusaha mendapatkan cinta yang mereka
inginkan. Perbedaannya adalah yang satu mendapatkannya yang lain tidak (biar
tau yang mana yang sad ending dan
yang mana yang happy ending silakan
baca bukunya ;)). Namun, ada satu yang mengganjal. Berdasarkan genre, Last Chance yang lebih cocok
untuk remaja tidak terlalu klop jika digabungkan dengan Reason yang genre-nya lebih untuk dewasa awal.
Overall, it’s a nice book to read.
***
No comments:
Post a Comment